Kamis, 20 Oktober 2011

Artikel Motivasi: Tangga Kepemimpinan

Post by : Outbound Malang
Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan suri tauladan yang indah bagi orang yang mengharap (rahmat Allah) hari terakhir, serta banyak mengingat Allah.

- Q.S. 33 Surat Al Ahzab (Kaum Sekutu) ayat 21 -
Di sekitar kita, banyak sekali contoh-contoh pemimpin dengan tipikal, gaya dan prinsipnya masing-masing. Ada pemimpin yang sangat menonjol prestasi kerja dan integritasnya, tetapi tidak dicintai oleh lingkungannya. Contoh, ada seorang manajer baru yang bernama Yanto, yang dipercayai untuk memegang suatu possi penting. Tetapi yanto kurang disukai oleh bawahannya, meskipun dia rajin dan pandai, namun dianggap kurang bisa membina hubungan baik dengan orang lain. Dia sangat kaku, kurang ramah, dan tidakpeka. Sebaliknya ada seorang pimpinan suatu perusahaan yang sangat ramah dan peka. Sangat baik hati, serta pandai sekali bergaul, tetapi di agak lamban dan kurang disiplin. Akibatnya para bawahannya tidak memiliki semangat juang, meskipun dia orang yang menyenangkan. Akhirnya kinerja perusahaan menjadi turun. Ada lagi pemimpin yang berprestasi, kinerja menonjol serta pandai bergaul. Tetapi dia sangat sibuk dengan pekerjaan sendiri, sehingga orang lain tidak tahu apa yang sedang dikerjakannya. Dia tidak pernah membimbing bawahannya. Dia pun tidak percaya kepada orang lain. Akibatnya pada saat pekerjaan sudah menumpuk, dia merasa sangat tertekan karena target waktu yang ditetapkan tidak bisa tercapai, kinerjanya langsung ‘anjlok’.
Ibun, adalah seorang pemimpin suatu perusahaan otomotif. Dia sangat senang sekali mengajari dan membimbing orang lain, khususnya bawahannya sendiri. tetapi jarang ada yang mau mengikuti kata-katanya, karena dia sendiri pun jarang mengerjakan pekerjaannya secara sungguh-sungguh. Ibun lebih senang membimbing saja, tanpa memberi contoh. Namun ada juga pemimpin yang dicintai, kerjanya sungguh-sungguh dan suka membimbing, tetapi setelah sekian tahun para pengikutnya mulai menyadari bahwa bimbingan yang diberikan, dirasakan bertentangan dengan suara hati nurani. Akhirnya perusahaan itu jatuh, karena tidak didukung oleh para karyawannya.
Terkadang semangat, kebesaran, kultus individu dan heroisme yang mempesona, bisa membutakan mata hati dari kebenaran. Hitler contohnya. Bahkan sebuah ‘dogma’ sekalipun, dapat menyeret manusia pada jurang kehancuran yang tidak pernah disadari selama ratusan tahun, bahkan sampai mati sekalipun. Tipe kepemimpinan ala Hitler itu adalah contoh sebuah pengaruh dari suatu keyakinan dengan harga mati. Tanpa memberikan kesempatan untuk melihat pada kebenaran yang lain, sehingga seorang pemimpin dzalim seperti dirinya sanggup menjerumuskan manusia dalam kesesatan.
Berdasarkan kondisi-kondisi di atas maka saya mencoba untuk merangkum dan membuat lima tangga kepemimpinan, di mana setiap tangga telah mencakup semua hal di atas secara sistematis, dan setiap tangga harus dulalui dengan benar. Tidak boleh ada satu anak tangga pun yang terlewat, atau diloncati. Diharapkan dengan melalui lima tangga kepemimpinan ini, maka semua permasalahan-permasalahan seperti contoh di atas bisa diantisipasi, sehingga menghasilkan seorang pemimpin yang tidak hanya dicintai, dipercaya, atau diikuti, tetapi juga membimbing sesuai dengan suara hati. Dia akan memiliki suatu pengaruh besaryang sangat kuat dalam jangka panjangf. Tanggap kepemimpinan itu adalah sebagai berikut:
Tangga 1   :     Pemimpin yang dicintai
Tangga 2   :     Pemimpin yang dipercaya
Tangga 3   :     Pembimbing
Tangga 4   :     Pemimpin yang Berkepribadian
Tangga 5   :     Pemimpin yang abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar